One thought on “Miners Stories

  1. PROFIL AMIR SAMBODO

    1. BIOGRAFI
    Tempat/Tgl.Lahir: Solo, 6 Desember 1959
    E-mail : amirsambodo@yahoo.com
    Facebook : http://facebook.com/amirsambodo
    Blog : http://amirsambodo.wordpress.com
    Website : http://www.amirsambodo.com

    Amir Sambodo memiliki perjalanan karir yang panjang baik di sektor swasta dan publik. Mengawali karirnya di PT Kertas Kraft Aceh, lima tahun kemudian ia mencapai posisi puncak sebagai Presiden Direktur PT Bukaka Kujang Prima. Ia sempat mengurusi Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan Tenaga Ahli Menteri Riset dan Teknologi. Saat ini ia menjadi Staf Khusus Menko Perekonomian disamping menduduki jabatan Direktur Independen Vallar Pc/Bumi Pc dan Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries. Amir salah satu figur yang juga aktif mempromosikan technopreneurship.

    Pria yang getol mengikuti organisasi semasa kuliah di ITB itu juga sangat peduli dengan kampusnya. Dia pernah menjadi kandidat ketua umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB). Ketika mencalonkan diri sebagai ketua umum IA ITB dia mencanangkan tiga hal yang bisa diberikan pada organisasi. Pertama tentunya kontribusi alumni terhadap sesama alumni, kontribusi kepada ITB, dan juga kepada masyarakat sebagai wujud nyata implementasi konsep dasar yang telah dikembangkan. Yang kedua harus bisa,memfasilitasi alumni melalui jaringan kesempatan kerja dengan memperkuat jaringan di kalangan alumni sebelumnya. Amir mendukung para alumni dengan mengadakan pelatihan kerja bagi mereka yang ingin melanjutkan ke dunia profesional atau birokrasi. Alumni yang ingin menjadi technopreneur akan diberikan pelatihan dan modal ventura.

    Pria 53 tahun itu sering mengkampanyekan technopreneur dengan menyumbangkan berbagai karya ilmiah. Amir pernah menjabat sebagai tenaga ahli menteri riset dan teknologi. Di tahun 2007 dia mendirikan Technopreneur Center.

    Kini Amir menjabat sebagai staf khusus Menko Perekonomian dan anggota komite inovasi nasional. Meski disibukkan dengan berbagai kegiatan birokrat dia tetap memiliki waktu terhadap teknologi. Hal itu dibuktikan dengan kegiatannya sebagai komisaris utama PT Technoventure Bisnis Sinergi serta Independent Director Vallar Plc/Bumi Plc, at listed LSE. Pria berkacamata ini juga rutin menulis berbagai tulisan tentang Teknologi dan Industri dan bisnis di berbagai media seperti Membangun Technopreneur, Menyongsong Gelombang Bisnis Teknologi.

    Di Mata Alumni ITB:
    Amir Sambodo, alumni Teknik Mesin ITB angkatan 78 adalah sosok yang kharismatik serta ramah. Sosok berkaca mata dengan rambut rapi ini seringkali terlihat berbincang santai dengan para alumni muda. Sikapnya yang santai tergambar jelas dari cara bicara dan juga gayanya sehari-hari, membuat kami sebagai alumni muda dapat berkomunikasi dengan baik dan tanpa ragu mengemukakan pendapat kami.
    Beliau masuk ke ITB pada tahun 1978, jiwa pemimpin yang dimilikinya telah terbukti dengan dipilihnya beliau sebagai ketua angkatan TPB 1978. Sikap kritis beliau terhadap hal-hal yang menyimpang membawanya menjadi seorang aktivis semasa mahasiswa. Bersama saudara kembarnya, Umar Juoro, beliau bahkan sempat di skorsing karena melakukan kritik-kritik sosial terhadap kepemerintahan saat itu. Amir Sambodo adalah sosok dengan kreativitas tinggi, kegemarannnya menciptakan suatu inovasi baru dirasa tepat untuk memenuhi kebutuhan para generasi muda yang haus akan hal-hal baru. Semasa kuliah, beliau menginisiasi penerbitan majalah MESIN, dan berlangsung hingga saat ini.

    Kepedulian beliau terhadap perekonomian Indonesia, membawanya untuk melanjutkan menuntut ilmu di bidang bisnis dan perekonomian di Monash University, Australia. Beliau pulang ke Indonesia dan kembali membuat suatu inovasi bagi perekonomian Indonesia. Gagasan Technopreneur dan Indovasi semakin dikenal dan diaplikasikan oleh banyak entrepreneur di Indonesia, terutama generasi muda yang menaruh minat besar terhadap auatu inovasi berkarya. Kami sebagai alumni muda ITB merasa bangga dengan sosok beliau sebagai alumni senior, sikap kreatif dan mampu berinovasi menjadi panutan kami, dan melalui dukungan terhadap bapak Amir Sambodo, semoga IA ITB menjadi lebih baik. Go for Amir Sambodo!

    II. KARIR
    1. 1983-1985 Bandung Institute of Technology: As an Assistant of Cryogenic Laboratory, Department of Mechanical Engineering
    2. 1986-1991 PT. Kertas Kraft Aceh (Persero), Lhokseumawe: As a Senior Manager
    3. 1991-1998 PT. Bukaka Kujang Prima: As a President Director of engineering, construction and investment
    4. 1997-2000 PT. Maruta Bumi Prima: As a President Director
    5. 1999-2000 Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) of Indonesian Government As an Advisor to Chairman
    6. 2001-2001 The Ministry of National Economic Restructuring of Republic of Indonesia
    7. 2002-2007 PT. Tuban Petrochemicals Industries (Holding Company): As a Commissioner for holding company of 3 Petrochemical Companies
    8. 2002-2004 Ministry of Research and Technology of Republic of Indonesia As an Advisor to the Minister
    9. 2003-2007 PT. Krakatau Steel (Persero) As a President Commisioner
    10. 2006- sekarang PT Teknopreneur Indonesia As a President Commisioner, founder
    11. 2007- sekarang Presdir PT. Tuban Petrochemicals Industries (Holding Company)
    12. Chief Executive Officer of Asia Resource Minerals Plc. (ARMS) sejak 28 Juni 2014. Jabatan lain di ARMS yakni:
    – Chief Executive Officer, Director dan Chairman Health, Safety, Environment & Communities Committee
    – Anggota Komite Audit
    – Anggota Komite Nominasi
    – Anggota Komite Remunerasi
    – Anggota Komite Litigasi
    13. President Director PT Berau Coal Energy Tbk sejak 30 Juni 30 2014
    14. Penasihat Khusus Menko Perekonomian
    15. Chief Executive Officer dan President PT Tuban Petrochemicals Industries sejak 2011
    16. Pendiri dan President Commissioner PT Teknopreneur Indonesia.
    17. Ketua INDOVASI Foundation
    18. Ketua PT Techno Venture sejak 2011 hingga sekarang
    III. PENDIDIKAN
    • S-1 Jurusan Teknik Mesin ITB (1978 – 1984)
    • Program Manajemen IPPM (1986)
    • Post Graduate Program Business Management Monash University, Australia (1986)
    • Plant Engineering, Hitachi Zosen, Japan (1987)
    • Plant Management Georgia Pacific, Oregon, USA (1988)
    • Tech. Management, BMBF Germany (2002)
    IV. PENGALAMAN BERORGANISASI
    1978 – 1979 Ketua Himpunan Mahasiswa TPB-ITB
    1982 – 1983 Ketua Bidang Ekstern Dewan Mahasiswa ITB
    1998 – 2002 Ketua V (Bid. kajian Pembangunan) IA-ITB ITB Pusat
    2002 – 2007 Ketua Bidang Informasi & Komunikasi IA-ITB Pusat
    2007 – 2011 Ketua Bidang Business dan Teknopreneur IA ITB
    2010 – Sekarang Ketua Komite tetap Migas Hilir dan Petrokimia KADIN 2009 – Sekarang Presiden Asosiasi Industri Aromatic, Olefin dan Plastik
    2011 – sekarang Anggota Komite Inovasi Nasional
    Januari 2014 – Sekarang Anggota DEWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL (DETIKNAS) (Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 1 tahun 2014)

    V. PEMIKIRAN
    Buku: Menyongsong Gelombang Baru Bisnis Teknologi
    Bisnis teknologi menjadi tumpuan umat manusia untuk mengembangkan kesejahteraannya. Bisnis teknologi yang dimulai dari pengembangan hasil riset di laboratorium, dan kemudian dibawa ke pasar oleh para teknopreneur menjadi pendorong munculnya gelombang keempat peradaban manusia. Bisnis teknologi dicirikan oleh padatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam komoditi bisnis yang dikembangkan, baik berupa produk maupun jasa, domotori oleh teknopreneur dengan modal awal yang kecil dan unit bisnis yang kecil tetapi berpeluang menjadi bisnis raksasa.

    Istilah “teknopreneur” dimunculkan dalam buku ini sebagai penamaan bagi entrepreneur yang mengembangkan bisnisnya berdasarkan kehandalannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai basis bisnisnya.
    Pembahasan dalam buku ini dimulai dengan perkembangan bisnis teknologi di dunia pada Bab. I. Bisnis teknologi pertama kali berkembang di Silicon Valley, California, Amerika Serikat dengan dimotori oleh para teknopreneur dari Stanford University. Peran dari Fairchild Semiconductor yang didirikan oleh para peneliti dari berbagai perguruan tinggi ternama juga sangat penting dalam mengembangkan bisnis teknologi di Silicon Valley. Para alumni Stanford dan Fairchild menjadi pelopor berkembangnya perusahaan-perusahaan baru yang memanfaatkan hasil penelitian terbaru dari Stanford University maupun lembaga penelitian lainnya dan berkembangnya modal ventura yang menjadi pendukung utama berkembangnya bisnis teknologi. Perkembangan bisnis teknologi di Silicon Valley menarik perhatian para teknopreneur di Eropa, maka berkembanglah pusat bisnis teknologi di Cambridge (Inggris), Berlin (Jerman), dan Helsinki (Finlandia). Perkembangan bisnis teknologi ini merambah jauh ke Asia, dimulai dengan Taiwan yang berhasil mengembangkan Shinchu Science Park, India dengan Bangalore dan Hyderabab yang menjadi pusat keunggulan bisnis teknologi informatika. Tidak ketinggalan Cina juga memberikan perhatian yang sangat serius terhadap perkembangan bisnis teknologi.
    Inovasi adalah kunci utama keberhasilan bisnis teknologi. Perusahaan yang terus menerus mengembangkan inovasi akan tetap bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis teknologi. Pada Bab II dibahas manajemen inovasi bisnis teknologi dari masa ke masa. Perkembangan teknologi mengikuti pola siklikal sebagaimana terjadi pada siklus bisnis dan ekonomi makro. Siklus teknologi dibentuk oleh beberapa tahap inovasi yang fundamental yang dikenal sebagai gelombang teknologi (technological stream). Kemunculan dari disain yang dominan dan hadirnya substitusi produk baru yang radikal akan membentuk siklus teknologi. Untuk dapat memenangkan persaingan, para pengelola perusahaan tidak cukup hanya memanajemeni inovasi teknologi tetapi juga harus mampu memenajemeni gelombang dari inovasi tersebut.
    Proses inovasi pada bisnis teknologi tidak harus melalui suatu penelitian yang sangat intensif di laboratorium. Proses inovasi tersebut bisa saja memanfaatkan teknologi yang telah lama ada, hanya dengan melakukan perubahan kecil pada teknologi tersebut.

    Pada Bab II dibahas perkembangan perusahaan pemula dalam bidang teknologi di seluruh dunia dan mafaat yang didapatkan dari perkembangan perusahaan pemula ini di Silicon Valley. Pembahasan juga dilakukan pada proses inovasi di dalam korporasi.

    Pada Bab III dibahas perkembangan industri teknologi informasi dan bioteknologi. Dua sektor industri tersebut mendominasi bisnis teknologi pada akhir 1990-an.
    Peranan modal ventura dalam pengembangan perusahaan pemula berbasis teknologi sangat penting. Pada Bab IV dibahas perkembangan modal ventura di Silicon Valley yang dipelopori oleh mantan eksekutif Fairchild. Modal ventura juga mulai berkembang di Eropa, Taiwan, dan India. Sebagai bahan rujukan untuk pelaku bisnis modal ventura, dijelaskan berbagai bentuk uji tuntas (due diligence) yang harus dilakukan oleh perusahaan modal ventura sebelum mereka menanamkan modalnya pada perusahaan pemula.

    Dalam Bab V dibahas perkembangan bisnis teknologi di Indonesia. Bisnis teknologi di Indonesia belum berkembang karena masih lemahnya keterkaitan antara lembaga riset dan pengembangan dengan dunia industri dan keuangan. Industri Indonesia dan pihak swasta sedikit sekali memberikan perhatian kepada riset dan pengembangan teknologi.

    Dalam Bab VI dibahas lebih rinci pengertian dan pola pengembangan teknopreneur. Pembahasan ini sangat bermanfaat bagi para pebisnis pemula dalam bidang teknologi. Pembahasan meliputi tahapan-tahapan pengembangan perusahaan pemula.

    Socmed Posting on FB:
    MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA INDONESIA
    Tingkat daya saing Indonesia pada tahun 2008 menurut World Economic Forum berada di peringkat ke 55.Posisi ini menurun jika dibandingkan tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat ke-54 dari 132 negara yang di survei. Posisi ini memperlihaktkan bahwa Indonesia masih berada di posisi yang kurang kompetitif dibandingkan negara-negara Asean seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. World Economic Forum menempatkan Indonesia pada kelompok negara-negara yang masih dalam kelompok key driven yaitu taraf awal tingkat keunggulan kompetitif yang dukungan oleh faktor-faktor dasar seperti institusi, infrastruktur, stabilitas makro ekonomi, kesehatan dan pendidikan dasar masih rendah, sehingga belum mampu mendorng ke posisi yang lebih tinggi yaitu efficiency driven, dan masih jauh dari posisi tertinggi yaitu innovation driven.

    Untuk dapat memperbaiki peringkat kompetitif di dunia,Indonesia harus memperbaiki daya saingnya terutama di faktor infrastruktur, kesiapan teknologi (technology readiness), sopistikasi bisnis (business sophistication) dan kapasitas inovasi (innovation capacity).

    Krisis keuangan yang dipicu oleh kegagalan subprime mortgage di Amerika Serikat yang mengimbas ke Eropa dan akhirnya keseluruh dunia,membuat program pembangunan Indonesia terhambat. Walaupun kondisi fundamental ekonomi Indonesia di sektor keuangan,perbankan dan sektor riil, lebih baik dibandingkan pada saat menghadapai krisis keuangan pada tahun 1997, tetapi apablia pemerintah dan dunia usaha tidak waspada untuk memperbaiki diri, maka bukan tidak mungkin ekonomi Indonesia akan terancam resesi.

    Pertumbuhan industri cenderung menurun dari tahun 2005 sebesar 4,6 persen menjadi hanya 4,1 persen pada kuartal kedua tahun 2008, padahal sektor industri berkontribusi sebesar 26,9 persen dari Produk Domestik Bruto. Bisa dibayangkan masa depan Indonesia akan kurang cerah, jika sektor industri tidaktumbuh di atas 7 persen. Pertumbuhan yang rendah di sektor industri akan sangat berpengaruh pada rendahnya penyerapan tenaga kerja dan rendahnya produktivitas nasional. Setelah masa krisis keuangan tidak ada industri besar yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta. Sementara industri menengah dan kecil mengalami pertumbuhan yang tidak terlalu baik karena kurangnya dukungan pendanaan dan pembinaan. Kondisi inilah yang berpengaruh terhadap rendahnya pertumbuhan industri, sehingga terjadi gejala deindustrialisasi.

    Daya saing nasional harus diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Kesejahteraan bangsa harus dicapai dengan pola pembangunan yang berkesinambungan.
    Perubahan iklim, bencana, kerusakan lingkungan harus menjadi faktor yang harus ditanggulangi dalam pola pembangunan berkesinambungan. Diperlukan konsep pengembangan ekonomi dan masayarakat yang mengedapankan pembangunan yang berkesinambungan, didalamnya termuat konsep pengembangan lingkungan, energi terbarukan dan penanggulangan bencana alam.

    Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia adalah, peningkatan sumber daya manusia khususnya di sektor ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur, pengembangan sistem inovasi nasional, dan dukungan sektor keuangan yang berpihak kepada pendanaan sektor riil yang produktif dalam kerangka pola pembangunan yang berkesinambungan.
    Krisis keuangan global telah mengakibatkan pengangguran dunia yang terburuk setelah Great Depression 1930-an. Dari pengacara di Paris sampai buruh pabrik di Indonesia, merasakan dampak krisis keuangan dunia dengan kehilangan pekerjaan.

    Bulan lalu, pemerintahan Islandia runtuh, karena ekonomi mereka berkontraksi 10 persen, Perdana Menteri nya segera melakukan Pemilu, setelah berminggu-minggu terjadi protes dengan kemarahan karena tingginya tingkat pengangguran dan kenaikan harga.

    Minggu lalu, Direktur Intelejen Nasional Amerika Serikat yang baru, DennisBlair, menyatakan dihadapan Kongres bahwa instabilitas yang terjadi karena krisis ekonomi global telah menjadi ancaman nasional terbesar melebihi ancaman terorisme.

    Menurut Charles Collyns, Deputy Director Departemen Riset International Monetary Fund (IMF) diperkirakan bahwa pada akhir tahun, pertumbuhan ekonomi global akan mencapai titik terendah setelah Great Depression, yang hanya akan mencapai 0,5% turun drastis dibandinkan perkiraan pertumbuhan sebesar 2,2% dua bulan yang lalu.

    Secara terpisah, International Labor Office memperingatkan bahwa akan terjadi kehilangan kesempatan kerja sebesar 51 juta di seluruh dunia pada akhir tahun, sebagai akibat kejatuhan ekonomi. Skenario ekstrim yang dibuat memperkirakan akan dialamai oleh 200 juta pekerja terutama di negara berkembang, dapat terdesak menuju kemiskinan yang ekstrim. Jumlah kesempatan kerja yang hilang di Asia akan mencapai 7,9 juta, sehingga total pengangguran di Asia akan mencapai 97 juta. Krisi ekonomi dunia akan meningkatkan jumlah pengangguran di Asia meningkat dari 4,8% tahun lalu menjadi 5,11% pada tahun 2009.

    Dperkirakan dibutuhkan 51 juta lapangan pekerjaan baru tahun ini di Asia, untuk menyerap tenaga kerja yang tumbuh, yang terdiri dari India 20 juta, Cina 11 juta, dan Indonesia 3,6 juta. Laporan ILO juga mentimpulkan bahwa sedikit sekali peluang untuk meciptakan lapangan kerja baru di Asia.

    Indonesia juga tidak akan lepas dari tekanan krisis ekonomi global, diperkirakan 100.000 tenaga kerja Indonesia akan kehilangan pekerjaan di Malaysia, belum ada perkiraan yang pasti dari pemerintah,berapa kesempatan kerja yang akan hilang di dalam negeri. Suatu hal yang mengkhawatirkan adalah, seperti pada sebelum krisis 1997, optimisme pemerintah agak terlalu tinggi, bahwa Indonesia tidak akan terkena dampak yang besar akibat krisis ekonomi dunia. Kondisi psikologis ini kurang menguntungkan karena persiapan menghadapi krisis nampak ala kadarnya. Terlhat dari stimulus fiskal yang setengah hati, tidak diberikannya ”blanket guarantee” perbankan Indonesia. Sedangkan para pengusaha hanya bisa berdialog dengan partai politik yang belum tentu akan mendapatkan kursi di DPR yang signifikan dan mampu untuk membuat UU yang mendukung dunia usaha.
    Strategi menghadapi kriris dengan komsep pembangunan berkelanjutan

    Negara-negara maju mengembangkan strategi pembangunan untuk mengatasi krisis yang tidak hanya berdampak jangka pendek tetapi juga merupakan strategi yang merupakan ”turning point” dari strategi pembangunan yang lama. Presiden Obama, menggunakan program stimulus pemerintah untuk mendorong berkembangnya ’renewable energy” dengan mengurangi secara signifikan impor fosil fuel dari Timur Tengah.Pemerintah Korea Selatan meluncurkan program penciptaan lapangan kerja baru dengan stimulus ekonomi sebesar 43 triliun won atau setara USD 32,7 milyar selama empat tahun, yang merupakan paket stimulus tambahan yang diluncurkan sebelumnya sebesar 33 triliun Won berupa fasilitas pemotongan pajak. Program ini dikenal sebagai ”green projects” yang merupakan program penciptaan satu juta lapangan kerja baru, terutama pada proyek-proyek lingkungan hidup, seperti konstruksi banunan kantor dan apartemen yang efisien dalam konsumsi energi, pengembangan empat sungai utama, pengembangan otomobil yang ramah lingkungan. Menurut Menteri keuangan Korea, melalui pengembangan inovasi teknologi dan investasi, Korea Selatan akan mampu mengembangkan pasar dan produk baru untuk masa depan, sehingga akan terjamin pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang berkesinambungan.

    Cina mengembangkan program meningkatkan permintaan domestik , penciptaan lapangan kerja, penurunan biaya distribusi dan meningkatkan kualitas produk dan ketersediaan barang di sektor retail pedesaan.Menteri perdagangan Cina menyatakan bahwa, pemerintah akan mengembangkan 150.000 toko pengecer di seluruh pedesaan Cina, dengan menawarkan masyarakat pedesaan akses yang lebih mudah untuk mendapatkan barang konsumsi. Pengembangan gerai eceran tersebut, akan menciptakan 775.000 lapangan kerja baru di pedesaan. Disamping itu pemerintah Cina juga menyediakan subsidi untuk petani agar mampu membeli peralatan elektrik seperti telepon genggam,mesin cuci dan komputer.

    Sudah menjadi tuntutan Indonesia juga harus menggunakan momentum krisis keuangan dunia ini, untuk melakukan ”turning point” konsep pembangunan. Pertama, harus disadari bahwa ekonomi liberal, yang mengandalkan mekanisme pasar sudah gagal bekerja, sehingga perlu keterlibatan pemerintah yang lebih jauh dalam mengatur perdagangan dan industri yang memihak kepada industri dalam negeri. Kedua spemerintah harus menerapkan ”blanket guarantee” untuk perbankan nasional, sehingga perbankan lebih mempunyai keberanian untuk melakukan ekspansi kredit. Ketiga, pemerintah membrikan kelonggaran pajak yang lebih progressif untuk menarik investasi, bahkan sampai ke ”tax holiday”. Keempat, meyiapkan program pengembangan daerah, yang memanfaatkan teknologi berkelanjutan (sustainable technology) seperti energi terbarukan (renewable energy) dan bioteknologi (biotechnology).Kelima, meningkatkan bantuan Program Nasional Pengembangan Masyarakat mandiri (PNPM), dengan memberi toleransi defisit APBN-P mencapai 3,5% PDB.

    Like

Leave a comment